Sistem Monitoring Suhu dan Kelembaban pada Budidaya Jamur Tiram Berbasis Internet Of Things Menggunakan MQTT dan Telegram Bot

Latar Belakang

      Pada penelitian ini menggunakan sensor DHT11 yang merupakan sensor digital untuk mengukur suhu dan kelembaban, sensor Photoresistor LDR yang merupakan sensor cahaya untuk mengukur intensitas cahaya pada kumbung jamur. Mikrokontroler Wemos D1 (ESP8266) untuk mengirimkan data ke server. Wemos D1 bertugas sebagai mikrokontroler dan penghubung ke web server. Data dari Wemos D1 dikirimkan ke website menggunakan protokol MQTT.  Jamur tiram putih (Pleurotus Ostreatus) merupakan salah satu dari sekian banyaknya jamur yang dapat tumbuh di Indonesia dan dikonsumsi masyarakat. Jamur tiram tidak membutuhkan banyak cahaya dapat tumbuh diruangan tertutup dengan suhu antara 25-30°C dengan kelembaban 80-90%. pH ideal untuk pertumbuhan budidaya jamur tiram putih sekitar 6 sampai 7, dan dapat tumbuh dengan baik di dataran tinggi sekitar 700-800 mdpl (Romah, 2018). Namun jamur tiram juga dapat di budidayakan pada dataran rendah dengan catatan suhu dan kelembaban sesuai.

Tetapi masih ada beberapa petani jamur yang mengalami kegagalan pada saat budidaya jamur tiram, yang disebabkan oleh monitoring suhu dan kelembaban masih dilakukan dengan manual.

  Oleh karena itu untuk membantu permasalahan petani jamur tiram putih dibuatlah sistem monitoring suhu dan kelembaban pada budidaya jamur tiram berbasis IoT (Internet Of Things) dan data tercatat pada website yang akan ditampilkan secara realtime dalam bentuk tabel atau grafik. Tidak hanya itu, petani jamur tiram putih juga akan mendapat notifikasi berupa pesan chat pada Telegram Bot.

Internet of Things atau IoT merupakan sistem perangkat yang saling terkait untuk mengirim data secara realtime melalui jaringan internet. IoT memungkinkan untuk terhubung pada peralatan, mesin atau benda fisik lainnya dengan sensor aktuator atau jaringan untuk mendapat data sehingga data tersebut dapat diolah.

  MQTT merupakan sebuah protokol yang diterapkan pada IOT. Protokol MQTT bersifat ringan dan Machine to Machine. Protokol MQTT mempunyai kelebihan yaitu dapat bekerja dengan energi dan media penyimpanan yang minimum.Pada penelitian ini menggunakan sensor DHT11 yang merupakan sensor digital untuk mengukur suhu dan kelembaban, sensor Photoresistor LDR yang merupakan sensor cahaya untuk mengukur intensitas cahaya pada kumbung jamur. Mikrokontroler Wemos D1 (ESP8266) untuk mengirimkan data ke server. Wemos D1 bertugas sebagai mikrokontroler dan penghubung ke web server. Data dari Wemos D1 dikirimkan ke website menggunakan protokol MQTT.

 

 Pada  ini menggunakan sensor DHT11 yang merupakan sensor digital untuk mengukur suhu dan kelembaban, sensor Photoresistor LDR yang merupakan sensor cahaya untuk mengukur intensitas cahaya pada kumbung jamur. Mikrokontroler Wemos D1 (ESP8266) untuk mengirimkan data ke server. Wemos D1 bertugas sebagai mikrokontroler dan penghubung ke web server. Data dari Wemos D1 dikirimkan ke website menggunakan protokol MQTT.

1.Perancangan Sensor DHT11 

Penjelasan dari gambar rancangan :

qHubungkan VCC DHT11 dengan 5V Wemos D1
qHubungkan Data DHT11 dengan D6 Wemos D1
qNC DHT11 diabaikan
qHubungkan GND DHT11 ke ground Wemos D1
2.Perancangan Sensor Photoresistor LDR

Penjelasan dari gambar rancangan :

qHubungkan A0 dan ground Wemos D1 ke Breadboard
qKaki kiri Photoresistor LDR hubungkan ke A0
qKaki kanan Photoresistor LDR hubungkan ke 3v3 Wemos D1
qHubungkan resistor ke ground dan A0 Wemos D1

 

3. Perancangan LCD

Penjelasan dari gambar rancangan :

qSambungkan GND pada LCD ke ground Wemos D1
qSambungkan VCC LCD ke 5V Wemos D1
qSambungkan SDA pada LCD ke D2 Wemos D1
qSambungkan SCL pada LCD ke D1 Wemos D1
 

4. Perancangan Keseluruhan