Cerita tentang sampah, mau tidak mau, ingatan
kita akan kembali pada terjadinya tragedi longsor dampah TPA Luewigajah,
Cimahi, Jawa Barat. Lima belas tahun
berlalu sejak 21 Februari 2005 saat 157 jiwa melayang dan dua kampung terhapus
dari peta karena tergulung longsoran sampah yang berasal TPA Leuwigajah. Gunungan sampah sepanjang 200
meter dan setinggi 60 meter itu goyah karena diguyur hujan deras semalam suntuk
dan terpicu konsentrasi gas metan dari dalam tumpukan sampah. Sampah di TPA itu
memang menggunakan sistem open dumping yakni dibuang dan ditumpuk begitu
saja (Sumber: Regional Kompas).
Kejadian kelam itulah yang kemudian memicu dicanangkannya
Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati setiap Tanggal 21
Februari. Hari Peduli
Sampah Nasional dapat dirayakan dengan cara melakukan aksi nyata bersama
seperti melakukan kegiatan kerja bakti, tidak membuang sampah sembarangan, dan
lain sebagainya. Dengan adanya Hari Peduli Sampah Nasional, diharapkan
kepedulian masyarakat Indonesia terhadap sampah semakin meningkat.
Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (KLHK) menilai persoalan sampah sudah meresahkan. Indonesia
bahkan masuk dalam peringkat kedua di dunia sebagai penghasil sampah plastik ke
Laut setelah Tiongkok. Data KLHK menyebutkan plastik hasil dari 100 toko atau anggota
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dalam waktu satu tahun saja, sudah
mencapai 10,95 juta lembar sampah kantong plastik.
Jumlah itu ternyata setara
dengan luasan 65,7 hektare kantong plastik atau sekitar 60 kali luas lapangan
sepak bola.
Padahal, KLHK menargetkan
pengurangan sampah plastik lebih dari 1,9 juta ton hingga 2019. Dirjen Pengelolan Sampah, Limbah, dan B3 KLHK Tuti Hendrawati Mintarsih
menyebut total jumlah sampah Indonesia di 2019 akan mencapai 68 juta ton, dan
sampah plastik diperkirakan akan mencapai 9,52 juta ton atau 14 persen dari
total sampah yang ada.
Menurut beliau, target pengurangan timbunan sampah secara keseluruhan sampai dengan 2019 adalah 25 persen, sedangkan 75 persen penanganan sampahnya dengan cara 'composting' dan daur ulang bawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) (Sumber: Cnnindonesia).
Menurut beliau, target pengurangan timbunan sampah secara keseluruhan sampai dengan 2019 adalah 25 persen, sedangkan 75 persen penanganan sampahnya dengan cara 'composting' dan daur ulang bawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) (Sumber: Cnnindonesia).
Melalui peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN),
kita diingatkan kembali untuk peduli terhadap permasalahan sampah. Bertambahnya
jumlah penduduk, meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat, dan rendahnya
kepedulian terhadap lingkungan sekitar membuat permasalahan sampah makin
pelik. Salah satu hal yang dapat kita lakukan adalah dengan meminimalisir
sampah. Memilah sampah secara mandiri merupakan salah satu cara untuk
mengurangi timbulan sampah di TPS. Apabila masing-masing rumah tangga telah
melakukan pemilahan antara sampah organik dan anorganik, serta memanfaatkan dan
mengelola sampah organiknya sendiri, maka timbulan sampah akan dapat dikurangi (Sumber: WWF)
Peringatan HPSN Tahun 2020 mengambil tema Indonesia Bersih, Indonesia Maju, Indonesia Sejahtera. Dengan tema ini, diharapkan dapat mendorong terwujudnya Indonesia bebas polusi plastik pada Tahun 2040.
0 komentar:
Posting Komentar