Manfaat Hutan Bakau untuk Lingkungan





      Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah kumpulan pohon dan semak yang tumbuh pada lahan dengan kadar garam tinggi atau air payau seperti di daerah pantai, rawa, atau tepi sungai. Melansir dari situs American Museum of Natural History, ada sekitar 80 spesies tanaman yang termasuk dalam kategori tanaman bakau

      Untuk bertahan hidup, beberapa spesies tanaman bakau mampu menyaring sebanyak 90% garam lewat akarnya. Sementara spesies lain mengeluarkan garam melalui kelenjar pada daun dan kulit pohon.

Indonesia memiliki area hutan bakau yang cukup luas. Dari data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2019, total luas hutan bakau nasional mencapai 3,31 juta hektare dengan kawasan Papua sebagai area hutan bakau terluas yaitu sebesar 1.497.724 hektare.

Jenis tanaman bakau

Dalam ekosistem hutan bakau ada tiga kategori tanaman bakau yaitu:

·   Mangrove sejati utama (mayor), yaitu tanaman bakau yang tumbuh pada wilayah pasang surut dan membentuk tegakan murni.

·    Mangrove sejati tambahan (minor), yaitu bagian tanaman bakau yang biasanya ditemukan di daerah tepi dan jarang membentuk tegakan sehingga dianggap sebagai komponen yang tidak penting.

·    Mangrove ikutan (associate), yaitu tanaman bakau yang tidak pernah tumbuh dalam lahan mangrove sejati dan biasanya tumbuh pada daratan. 

Dari ketiga jenis tanaman bakau, jenis mangrove sejati merupakan jenis yang paling penting untuk wilayah pesisir karena jenis tersebut tumbuh pada wilayah pasang surut sehingga dapat mencegah kerusakan langsung.

Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), jenis tanaman bakau di Indonesia tercatat sebanyak 202 jenis, yang terdiri dari 89 jenis pohon, 5 jenis tanaman pemanjat, 44 jenis herba tanah, 44 jenis epifit (tumbuh pada tanaman lain), dan 1 jenis paku.

Dari 202 jenis tersebut, 43 jenis termasuk dalam kategori mangrove sejati (mayor), sementara sisanya masuk dalam kategori mangrove ikutan (associate). Jenis tanaman bakau tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan rincian sebanyak 166 jenis di Jawa, 157 jenis di Sumatera, 150 jenis di Kalimantan, 142 jenis di Papua, 135 jenis di Sulawesi, 133 jenis di Maluku, dan 120 jenis di Kepulauan Sunda Kecil.

Sebagai negara kepulauan, hutan bakau membawa banyak manfaat bagi wilayah Indonesia. Apa saja manfaat hutan bakau? Simak pembahasan berikut.

Manfaat hutan bakau

Hutan bakau memiliki banyak manfaat dalam berbagai sektor yang menunjang keberlangsungan kehidupan, terutama pada daerah pantai dan sungai. Adapun manfaat hutan sebagai berikut.

1.       Mencegah abrasi air laut

Abrasi adalah proses terjadinya pengikisan daratan oleh gelombang sehingga menyebabkan pengikisan daratan. Wilayah pantai dapat mengalami proses abrasi secara cepat apabila tidak ada penahan pada kawasan tersebut. Hutan bakau bermanfaat sebagai penahan abrasi karena dapat menghalangi air laut sehingga tidak mengikis daratan.

Hutan bakau juga dapat memperbaiki kondisi pantai serta mengembalikan keseimbangan ekosistem pantai. Dengan kembalinya kondisi ekosistem pantai yang utuh maka masyarakat sekitar dapat memanfaatkannya sebagai tempat pariwisata edukasi, kawasan konservasi dan sebagainya.

2.       Hutan bakau sebagai tempat hidup biota laut

Kawasan hutan bakau adalah salah satu tempat yang paling nyaman bagi beberapa jenis makhluk hidup dan organisme. Beberapa spesies seperti udang, ikan dan kepiting banyak berkembang biak di kawasan hutan bakau.

3.      Hutan bakau sebagai sumber makanan bagi hewan ternak

Tanaman bakau juga bisa dijadikan sebagai alternatif pengganti makanan ternak. Tanaman bakau dapat dihancurkan dan digiling menjadi bubuk pakan ternak yang mengandung nutrisi sangat baik untuk pertumbuhan ternak seperti sapi, kambing atau unggas.

4.      Hutan bakau sebagai sumber pendapatan bagi nelayan

Mayoritas masyarakat yang tinggal di kawasan pantai bekerja sebagai nelayan. Mereka mencari ikan dan berbagai sumber daya untuk menopang ekonomi keluarga. Hutan bakau adalah tempat yang paling sesuai untuk pembibitan ikan, udang dan berbagai potensi habitat laut lainnya. Sumber daya alam tersebut dapat dimanfaatkan nelayan sebagai sumber mata pencahariannya.

5.      Bahan penghasil obat-obatan

Kulit pohon bakau, daun, buah, akar, bibit, dan batang digunakan untuk mengobati berbagai kondisi. Beberapa kondisi tersebut antara lain penyembuhan luka, diare, sakit perut, diabetes, peradangan, infeksi kulit, konjungtivitis (mata merah), dan sakit gigi. Bahkan bisa digunakan sebagai pengusir nyamuk.

6.      Menahan badai dan angin

Hutan bakau yang terdiri dari banyak tanaman bakau yang lebar dapat bermanfaat dalam menahan badai dan angin. Tanaman bakau juga dapat mengurangi banjir akibat badai dengan memperlambat aliran air dan mengurangi gelombang air laut sehingga tidak mencapai daratan.

Selain itu, satu kilometer hutan bakau mampu mengurangi 75% dampak badai dan secara signifikan mengurangi tingkat banjir di daerah pesisir.

7.      Mencegah Tsunami

Tsunami adalah gelombang raksasa yang disebabkan oleh gempa bumi atau letusan gunung berapi di bawah laut. Hutan bakau yang lebat dengan akar yang kuat mencengkeram tanah dapat bermanfaat untuk mengurangi dampak tsunami dengan mengurangi kerusakan akibat air yang mengalir ke daratan. Hutan bakau dengan lebar beberapa ratus meter telah terbukti mengurangi ketinggian tsunami antara 5-30%.

8.      Penyerap karbon dioksida

Penelitian oleh Dr. Nugroho Tri Waskitho dari Universitas Muhammadiyah Malang dalam IOP Conference Series: Material Science and Engineering menunjukkan bahwa hutan mangrove memiliki kemampuan untuk menyerap karbon.

Studi lain menunjukan bahwa umur dewasa tanaman bakau rata-rata sebesar 25 tahun.   Satu hektar hutan bakau dewasa mampu menyerap 840 metrik ton karbon dioksida. Artinya, satu pohon bakau mampu menyerap 308 kg (0,3 ton) karbon dioksida dari atmosfer selama masa pertumbuhannya, yaitu 12,3kg per tahun.

Penyebab utama perubahan iklim adalah jumlah karbon dioksida yang berlebihan akibat penggunaan bahan bakar fosil. Dengan adanya hutan bakau, lebih banyak karbon dioksida yang diserap sehingga mampu mencegah perubahan iklim.

9.      Sebagai tempat pariwisata

Kawasan hutan bakau bisa dikembangkan menjadi tempat pariwisata yang indah dan juga edukatif. Dengan demikian, hutan bakau dapat menjadi tujuan wisata dari berbagai daerah maupun mancanegara. Pariwisata hutan bakau juga dapat memberikan dampak ekonomi yang sangat baik untuk masyarakat di sekitarnya.

10.   Menjaga Kualitas Air dan Udara

Hutan bakau yang rimbun dapat membantu manusia untuk mendapatkan air bersih dan udara yang segar. Tanaman bakau memiliki fungsi untuk menyerap semua kotoran yang berasal dari sampah manusia maupun kapal yang berlayar di laut. Manfaat hutan bakau bagi kehidupan adalah menyerap semua jenis logam berbahaya sehingga membuat kualitas air menjadi lebih bersih.

Ragam manfaat tersebut membuat hutan bakau menjadi ekosistem penting dalam kehidupan di wilayah pesisir dan kelautan. Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengelolaan Mangrove Nasional yang diadakan pada 11 Januari 2021, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan bahwa manfaat ekosistem hutan bakau mampu mengurangi 10-31 % emisi tahunan dari sektor penggunaan lahan.

Namun, ekosistem hutan bakau di Indonesia mengalami kerusakan yang cukup signifikan. Berdasarkan data Badan Pangan Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO), dalam tiga dekade terakhir, hutan bakau di Indonesia telah berkurang sebesar 40% menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kecepatan kerusakan hutan bakau terbesar di dunia. Menteri KLHK, Siti Nurbaya, dalam Rakor tersebut mengatakan bahwa seluas 637 ribu hektar lahan kritis hutan bakau telah direhabilitasi seluas 17 ribu hektar pada 2020, sehingga sasaran indikatif hingga tahun 2024 adalah 620 ribu hektar lahan.


Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "10 Manfaat Hutan Bakau bagi Lingkungan dan Kehidupan"   , https://katadata.co.id/safrezifitra/berita/6107425f2bae7/10-manfaat-hutan-bakau-bagi-lingkungan-dan-kehidupan

 PENGEMBANGAN HHBK ( BAMBU )

BAMBU DAN MANFAATNYA

     Hasil Hutan Bukan Kayu  ( HHBK ) adalah :bahan bahan atau komoditas  yang didapatkan dari hutan tanpa harus menebang pohon, salah satunya adalah hasil bambu.Bambu merupakan jenis tanaman yang digunakan sebagai bahan untuk membuat kerajinan. Selain sebagai bahan baku untuk membuat kerajinan bambu oleh masarakat Indonesia sudah digunakan untuk bahan bangunan sudah sejak lama dari sejak nenek moyang kita bambu sudah dimanfaatkan sebagai bahan bangunan pengganti kayu.

Bambu mempunyai keunggulan dan manfaat dan nilai ekonomi yang tinggi.Semua yang ada pada tanaman bambu ini dapat dimanfaatkan dari Akar, Batang, Rebung bahkan daunnya dapat dimanfaatkan. Manfaat lain dari tanaman bambu adalah sebagai tanaman konservasi yang biasanya ditanam di bantaran sungai sebagai penguat tebing. Budidaya tanaman bambu sangatlah mudah, dan prosentase tumbuhnya rata2 sangat tinggi, dan tidak memerlukan perawatan yang rumit. Tanaman bambu merupakan tanaman perintis sehingga untuk tumbuh mulai dataran rendah sampai dataran tinggi.

Pemanfaatan Tanaman Bambu

1. Akar

Akar Akar tanaman bambu dapar berfungsi sebagai penahan erosi guna mencegah bahaya kebanjiran. Akar bambu juga dapat berperan dalam menanganai limbah beracun akibat keracunan merkuri. Bagian tanaman ini menyaring air yang terkena limbah tersebut melalui serabut-serabut akarnya

2. Batang

Batang bambu baik yang masih muda maupun yang sudah tua dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan, namun demikian tidak semua jenis bambu dapat dimanfaatkan. Secara geris besar pemanfaatan batang bambu dapat diglongkan kedalam dua hal yaitu:

 1. Berdasarkan bentuk bahan baku, yaitu

a. Bambu yang masih dalam keadaan bulat, umumnya digunakan untuk tiang pada bangunan rumah sederhana. 

. Bambu yang sudah dibelah, umumnya digunakan untuk dinding rumah, rangka atap (yang terbuat dari ijuk atau rumbia), simpit, kerajinan tangan dan lain sebagainya.

c. Gabungan bambu bulat dan sudah dibelah serta serat bambu, umumnya digunakan untuk aneka kerajinan tangan, misalnya keranjang, kursi, meja, dan lain-lain.

2. Berdasarkan penggunaan akhir yaitu untuk konstruksi dan non konstruksi

 

 Daun

 Daun bambu dapat digunakan sebagai alat pembungkus, misalnya makanan kecil seperti uli dan wajik. Selain itu didalam pengobatan tradisional daun bambu dapat dimanfaatkan untuk mengobati deman panas pada anak-anak. Hal ini disebabkan karena daun bambu mengandung zat yang bersifat mendinginkan

 

4. Rebung 

Rebung, tunas bambu atau disebut juga trubus bambu merupakan kuncup bambu muda yang muncul dari dalam tanah yang berasal dari akar rhizom maupun buku-bukunya. Rebung merupakan anakan dari bambu, rebung yang masih bisa kita konsumsi sebagai sayur berumur kerkisar 1-5 bulan. Rebung dapat difanfaatkan sebagai bahan pangan yang tergolong kedalam jenis sayur-sayuran. Tidak semua jenis bambu dapat dimanfaatkan rebungnya untuk bahan pangan, karena rasanya yang pahit. Menurut beberapa pengusaha rebung bambu yang rebungnya enak dimakan diantaranya adalah bambu betung

 

 Manfaat Bambu Secara Ekologi 

            Tanaman bambu mempunyai sistem perakaran serabut dengan akar rimpang yang sangat kuat. Karakteristik perakaran bambu memungkinkan tanaman ini menjaga sistem hidrologis sebagai pengikat tanah dan air, sehingga dapat digunakan sebagai tanaman konservasi.

 Kerusakan sumber daya alam di Indonesia telah melampaui ambang batas kerusakan dan cenderung untuk menuju kepada kemusnahan fatal apabila tidak ada usaha penanggulangannya yang berarti. Kawasan hutan seluas 122 juta ha tinggal separuhnya akibat pembalakan liar, yang sampai saat kini belum ada penanganannya secara tuntas. Akibatnya kita dapat merasakan sendiri malapetaka bagi seluruh lapisan masyarakat seperti terjadinya banjir, longsor, sendimentasi, pendangkalan sungai serta muaranya pada musim hujan serta kekurangan air.

 Environment Bamboo Foundation mendapat laporan dari banyak negara bahwa debit air meningkat setelah beberapa tahun ditanami bambu dan dalam beberapa kasus muncul mata air baru. Tidak mengherankan mengingat bambu adalah tanaman C3 dan efektif dalam konservasi air. Pepohonan rata-rata menyerap 35-40% air hujan; sedangkan bambu bisa menyerap sampai 90%.  Dengan demikian fungsi bambu sangatlah banyak, diantaranya adalah. 

1. Meningkatkan volume air bawah tanah

2. Konservasi lahan

3. Perbaikan lingkungan dan

4. Sifat-sifat bambu sebagai bahan bangunan tahan gempa, khususnya wilayah rawan gempa
















Manfaat Sumur Resapan

 

 

SUMUR RESAPAN

 Manfaat dan cara pembuatan sumur resapan


 Infiltrasi diperlukan untuk menambah jumlah air yang masuk kedalam tanah dengan demikian maka fluktuasi muka air tanah pada waktu musim hujan dan kemarau tidak terlalu tajam.

Pembangunan sumur resapan akan memberikan dampak berkurangnya limpasan permukaan. Air hujan yang semula jatuh keatas permukaan genteng tidak langsung mengalir ke selokan atau halaman rumah tetapi dialirkan melalui seng terus ditampung kedalam sumur resapan. Akibat yang bisa dirasakan adalah air hujan tidak menyebar ke halanman atau selokan sehingga akan mengurangi terjadinya limpasan permukaan.

Pemasangan sumur resapan dapat dilakukan dengan model tunggal dan komunal. Maksud sumur resapan model tunggal adalah satu sumur resapan digunakan untuk satu rumah, sedangkan yang komunal satu sumur resapan digunakan secara bersama-sama untuk lebih dari satu rumah.

Tujuan diterapkannya teknologi sumur resapan  antara lain :


1.        Pelestarian sumber daya air tanah, perbaikan kualitas lingkungan dan membudayakan kesadaran lingkungan.

2.       Membantu menanggulangi kekurangan air bersih.

3.       Menjaga kesetimbangan air di dalam tanah dalam sistem akuifer pantai.

4.      Mengurangi limpasan permukaan (run off) dan erosi tanah.

Sumur resapan merupakan salah satu cara konservasi air tanah berfungsi untuk memasukkan air hujan kedalam tanah. Manfaat dari sumur resapan antara lain :

  1. Untuk menambah jumlah air yang masuk ke dalam tanah.
  2. Dapat menambah jumlah air yang masuk kedalam tanah sehingga dapat menjaga kesetimbangan hidrologi air tanah sehingga dapat mencegah intrusi air laut.
  3. Menurunkan konsentrasi pencemaran air tanah.
  4. Mempertahankan tinggi muka air tanah.
  5. Untuk mengurangi limpasan permukaan sehingga dapat mencegah banjir.
  6. Mencegah terjadinya penurunan tanah.
  7. Menambah jumlah air yang masuk kedalam tanah dan mengisi pori-pori tanah hal ini akan mencegah terjadinya penurunan tanah. 

 Adapun  keuntungan yang dapat diperoleh dari pemanfaatan sumur resapan adalah : 1). Menambah jumlah air tanah.  2). Mengurangi jumlah limpasan. Infiltrasi diperlukan untuk menambah jumlah air yang masuk kedalam tanah dengan demikian maka fluktuasi muka air tanah pada waktu musim hujan dan kemarau tidak terlalu tajam.

 
 
Gambar 1. Siklus Air dan Pemanfaatan Sumur Resapan
 

Adanya sumur resapan akan memberikan dampak berkurangnya limpasan permukaan. Air hujan yang semula jatuh keatas permukaan genteng tidak langsung mengalir ke selokan atau halaman rumah tetapi dialirkan melalui seng terus ditampung kedalam sumur resapan.

  

II. PEMBUATAN SUMUR RESAPAN
2.1. Bahan Utama

Bahan utama yang diperlukan untuk membuat sumur resapan adalah :

  1. Seng/Plastik.
  2. Paralon.
  3. Beton/Bata.

 

     Gambar 2. Bahan Bis Beton Yang Digunakan Untuk Sumur Resapan 
 
 

III. PERALATAN

Alat yang digunakan untuk membuat sumur resapan adalah

1.     Peralatan pertukangan seperti tukang batu dan tukang kayu.

2.    Alat ukur ( meteran)

3.    Kayu/bamboo

IV. CARA PEMBUATAN SUMUR RESAPAN

 Tahap-tahap pembuatan sumur resapan adalah :

  1. Persiapan awal berupa penyiapan lahan dan bahan.
  2. Penggalian baik untuk sumur itu sendiri maupun jaringan yang baerasal dari atap rumah.
  3. Pemasangan meliputi pemasangan bis beton atau batu bata dan pemasangan jaringan dari rumah ke rumah.

Letak sumur resapan untuk yang model tunggal biasanya di halaman rumah sedang yang model komunal dapat dipasang di bahu jalan.

 

 

Gambar 3. Memanfaatkan Bahu Jalan Untuk Sumur Resapan (Tampak Depan)

 

 

Gambar 4. Potongan Tegak Pemasangan Sumur Resapan 

 

 


 Oleh : Yohan Surtiani,S.Hut,MT

Cabang Dinas Kehutanan wilayah II- DLHK Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2022