Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah kumpulan pohon dan semak yang tumbuh pada lahan dengan kadar garam tinggi atau air payau seperti di daerah pantai, rawa, atau tepi sungai. Melansir dari situs American Museum of Natural History, ada sekitar 80 spesies tanaman yang termasuk dalam kategori tanaman bakau
Indonesia
memiliki area hutan bakau yang cukup luas. Dari data Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2019, total luas hutan bakau nasional mencapai
3,31 juta hektare dengan kawasan Papua sebagai area hutan bakau terluas yaitu
sebesar 1.497.724 hektare.
Jenis
tanaman bakau
Dalam
ekosistem hutan bakau ada tiga kategori tanaman bakau yaitu:
· Mangrove sejati utama (mayor), yaitu
tanaman bakau yang tumbuh pada wilayah pasang surut dan membentuk tegakan
murni.
· Mangrove sejati tambahan (minor), yaitu
bagian tanaman bakau yang biasanya ditemukan di daerah tepi dan jarang
membentuk tegakan sehingga dianggap sebagai komponen yang tidak penting.
· Mangrove ikutan (associate), yaitu
tanaman bakau yang tidak pernah tumbuh dalam lahan mangrove sejati dan biasanya
tumbuh pada daratan.
Dari
ketiga jenis tanaman bakau, jenis mangrove sejati merupakan jenis yang paling
penting untuk wilayah pesisir karena jenis tersebut tumbuh pada wilayah pasang
surut sehingga dapat mencegah kerusakan langsung.
Menurut
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), jenis tanaman bakau di Indonesia
tercatat sebanyak 202 jenis, yang terdiri dari 89 jenis pohon, 5 jenis tanaman
pemanjat, 44 jenis herba tanah, 44 jenis epifit (tumbuh pada tanaman lain), dan
1 jenis paku.
Dari
202 jenis tersebut, 43 jenis termasuk dalam kategori mangrove sejati (mayor),
sementara sisanya masuk dalam kategori mangrove ikutan (associate). Jenis
tanaman bakau tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan rincian
sebanyak 166 jenis di Jawa, 157 jenis di Sumatera, 150 jenis di Kalimantan, 142
jenis di Papua, 135 jenis di Sulawesi, 133 jenis di Maluku, dan 120 jenis di
Kepulauan Sunda Kecil.
Sebagai
negara kepulauan, hutan bakau membawa banyak manfaat bagi wilayah Indonesia.
Apa saja manfaat hutan bakau? Simak pembahasan berikut.
Manfaat
hutan bakau
Hutan
bakau memiliki banyak manfaat dalam berbagai sektor yang menunjang
keberlangsungan kehidupan, terutama pada daerah pantai dan sungai. Adapun
manfaat hutan sebagai berikut.
1.
Mencegah abrasi air laut
Abrasi
adalah proses terjadinya pengikisan daratan oleh gelombang sehingga menyebabkan
pengikisan daratan. Wilayah pantai dapat mengalami proses abrasi secara cepat
apabila tidak ada penahan pada kawasan tersebut. Hutan bakau bermanfaat sebagai
penahan abrasi karena dapat menghalangi air laut sehingga tidak mengikis
daratan.
Hutan
bakau juga dapat memperbaiki kondisi pantai serta mengembalikan keseimbangan
ekosistem pantai. Dengan kembalinya kondisi ekosistem pantai yang utuh maka
masyarakat sekitar dapat memanfaatkannya sebagai tempat pariwisata edukasi,
kawasan konservasi dan sebagainya.
2.
Hutan bakau sebagai tempat hidup biota laut
Kawasan
hutan bakau adalah salah satu tempat yang paling nyaman bagi beberapa jenis
makhluk hidup dan organisme. Beberapa spesies seperti udang, ikan dan kepiting
banyak berkembang biak di kawasan hutan bakau.
3.
Hutan bakau sebagai sumber makanan bagi hewan
ternak
Tanaman
bakau juga bisa dijadikan sebagai alternatif pengganti makanan ternak. Tanaman
bakau dapat dihancurkan dan digiling menjadi bubuk pakan ternak yang mengandung
nutrisi sangat baik untuk pertumbuhan ternak seperti sapi, kambing atau unggas.
4.
Hutan bakau sebagai sumber pendapatan bagi
nelayan
Mayoritas
masyarakat yang tinggal di kawasan pantai bekerja sebagai nelayan. Mereka
mencari ikan dan berbagai sumber daya untuk menopang ekonomi keluarga. Hutan
bakau adalah tempat yang paling sesuai untuk pembibitan ikan, udang dan
berbagai potensi habitat laut lainnya. Sumber daya alam tersebut dapat
dimanfaatkan nelayan sebagai sumber mata pencahariannya.
5.
Bahan penghasil obat-obatan
Kulit
pohon bakau, daun, buah, akar, bibit, dan batang digunakan untuk mengobati
berbagai kondisi. Beberapa kondisi tersebut antara lain penyembuhan luka,
diare, sakit perut, diabetes, peradangan, infeksi kulit, konjungtivitis (mata
merah), dan sakit gigi. Bahkan bisa digunakan sebagai pengusir nyamuk.
6.
Menahan badai dan angin
Hutan
bakau yang terdiri dari banyak tanaman bakau yang lebar dapat bermanfaat dalam
menahan badai dan angin. Tanaman bakau juga dapat mengurangi banjir akibat
badai dengan memperlambat aliran air dan mengurangi gelombang air laut sehingga
tidak mencapai daratan.
Selain
itu, satu kilometer hutan bakau mampu mengurangi 75% dampak badai dan secara
signifikan mengurangi tingkat banjir di daerah pesisir.
7.
Mencegah Tsunami
Tsunami
adalah gelombang raksasa yang disebabkan oleh gempa bumi atau letusan gunung
berapi di bawah laut. Hutan bakau yang lebat dengan akar yang kuat mencengkeram
tanah dapat bermanfaat untuk mengurangi dampak tsunami dengan mengurangi
kerusakan akibat air yang mengalir ke daratan. Hutan bakau dengan lebar
beberapa ratus meter telah terbukti mengurangi ketinggian tsunami antara 5-30%.
8.
Penyerap karbon dioksida
Penelitian
oleh Dr. Nugroho Tri Waskitho dari Universitas
Muhammadiyah Malang dalam IOP Conference Series: Material
Science and Engineering menunjukkan bahwa hutan mangrove memiliki kemampuan
untuk menyerap karbon.
Studi
lain menunjukan bahwa umur dewasa tanaman bakau rata-rata sebesar 25 tahun. Satu hektar hutan bakau dewasa mampu menyerap
840 metrik ton karbon dioksida. Artinya, satu pohon bakau mampu menyerap 308 kg
(0,3 ton) karbon dioksida dari atmosfer selama masa pertumbuhannya, yaitu
12,3kg per tahun.
Penyebab
utama perubahan iklim adalah jumlah karbon dioksida yang berlebihan akibat
penggunaan bahan bakar fosil. Dengan adanya hutan bakau, lebih banyak karbon
dioksida yang diserap sehingga mampu mencegah perubahan iklim.
9.
Sebagai tempat pariwisata
Kawasan
hutan bakau bisa dikembangkan menjadi tempat pariwisata yang indah dan juga
edukatif. Dengan demikian, hutan bakau dapat menjadi tujuan wisata dari
berbagai daerah maupun mancanegara. Pariwisata hutan bakau juga dapat
memberikan dampak ekonomi yang sangat baik untuk masyarakat di sekitarnya.
10.
Menjaga Kualitas Air dan Udara
Hutan
bakau yang rimbun dapat membantu manusia untuk mendapatkan air bersih dan udara
yang segar. Tanaman bakau memiliki fungsi untuk menyerap semua kotoran yang
berasal dari sampah manusia maupun kapal yang berlayar di laut. Manfaat hutan
bakau bagi kehidupan adalah menyerap semua jenis logam berbahaya sehingga
membuat kualitas air menjadi lebih bersih.
Ragam manfaat tersebut membuat hutan bakau menjadi ekosistem penting dalam kehidupan di wilayah pesisir dan kelautan. Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengelolaan Mangrove Nasional yang diadakan pada 11 Januari 2021, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan bahwa manfaat ekosistem hutan bakau mampu mengurangi 10-31 % emisi tahunan dari sektor penggunaan lahan.
Namun, ekosistem hutan bakau di Indonesia mengalami kerusakan yang cukup signifikan. Berdasarkan data Badan Pangan Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO), dalam tiga dekade terakhir, hutan bakau di Indonesia telah berkurang sebesar 40% menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kecepatan kerusakan hutan bakau terbesar di dunia. Menteri KLHK, Siti Nurbaya, dalam Rakor tersebut mengatakan bahwa seluas 637 ribu hektar lahan kritis hutan bakau telah direhabilitasi seluas 17 ribu hektar pada 2020, sehingga sasaran indikatif hingga tahun 2024 adalah 620 ribu hektar lahan.
Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "10 Manfaat Hutan Bakau bagi Lingkungan dan Kehidupan" , https://katadata.co.id/safrezifitra/berita/6107425f2bae7/10-manfaat-hutan-bakau-bagi-lingkungan-dan-kehidupan